Acara mudik ternyata bukan hanya ada di Endonesyah saja, di Korea sini acara mudik ke kampung sama persis ketika mudik menjelang lebaran. Jalanan macet-cet dengan kendaraan, bedanya di sini tidak ada sepeda motor yang mendominasi. Dan yang patut di acungi jempol meski macet tidak ada suara klakson yang berbunyi dan merek tetep berada dijalurnya tidak menyerobot jalur dari arah yang berlawanan.
![]() |
Suasana Tol |
Hari Raya Panen atau bisa disebut Chuseok merupakan lebarannya orang Korea. Mereka akan beramai-ramai mudik untuk berkumpul dengan keluarganya. Hari raya Chuseok merupakan hari raya untuk menyampaikan terima kasih kepada para leuhurnya, mungkin hampir sama dengan sungkeman kalo di Jawa, bedanya hanya ucapan maaf dan terima kasih saja yang membedakan. Ritual Chuseok pun hampir mirip dengan di awalai dengan membersihkan kuburan orang tua yang sudah meninggal, biasanya satu atau dua minggu sebelum hari H. Di supermarket-supermaket pun kondisinya hampir sama dengan di Endonesyah, kalo di Endonesyah penuh sesak dengan pajangan biskuit/roti kalengan dan syrup yang beraneka macem di sini yang dipajang aneka oelh-oleh biasanya berbentuk gift set untuk dibawa mudik. Maka tidak heran untuk merayakan Chusok mereka rela untuk bermacet-macetan di jalan untuk berkumpul dengan keluarganya.
![]() |
Suasana malem ini di belakang pabrik |
Meski tergolong negara maju dengan banyaknya jalan mulus nan lebar yang banyak dibangun tapi tetep saja untuk acara mudik macet menjadi hal yang biasa. Chusok tahun lalu sayah merasakan langsung macet di jalan sebab kebetulan mau menemui temen di kota Dangjin. Jarak yang seharusny abisa ditempuh dengan dua jam bisa molor sampai 5 jam. Kebetulan sayah berangkat dari kota Cheonan dengan naik bus patas, meski patas tapi tetep saja di setiap terminal yang di singgahi penumpang selalu saja dinaikan sehingga persis kaya bus ekonomi nan sumuk.
Ternyata untuk negara semaju Korea pun untuk kenyamanan angkutan umum sama saja dengan Endonesyah yang membedakan tentu saja soal keamananya.