Minggu, 11 Januari 2015

Wedus


Setelah sekian lama gagal memotret tulisan ini dengan jelas, akhirnya berhasil juga meski gak begitu maksimal hasilnya sebab di ambil dari dalam bus yang melaju kencang. Pabrik ini memang terletak di jalan antar kota yang kebetulan tidak ada halte yang dekat di lokasi ini. Jadi setiap lewat sini pasti sopirnya ngebut jadi dari beberapa kesempatan, meski sudah di persiapkan sebelumnya dengan kamera hape tetep saja gagal total......wedus pancen!

Sayah curiga jangan-jangan dulu daerah ini pernah menjadi bagian dari Majapahitnya era Gajah Mada, soalnya banyak kata yang mirip Jawa. Termasuk dua nama marga di sini, Marga Pak -ini kalo versi Inggris di tulis Park, padahal dalam huruf Hanggeul tidak ada huruf "R"nya- dan juga marga Kang. Juga akhiran "Yo" untuk memperhalus bahasa, mirip Jawa kan. Coba aja bahasa di tambahi Yo di belakangnya jadi lebih halus kan? ...wedus yooo ..he..he..



Minggu, 23 Maret 2014

Masa Kecil Itu ...

Ada yang mengusik pikiranku saat si sulung mengatakan dengan nada penyesalan 

"...masa kecilku gak ada ayah"

Hidup jauh dari keluarga, dari anak-anak membuat ada sisi  yang kosong dalam hidupku. Teringat saat menghabiskan waktu bersama di penghujung pekan. Kangen ketika acara nge-teh di sore hari berantakan gegara diserobot duluan oleh mereka dan atau momen memandikan mereka misalnya. Atau menghabiskan waktu bersama di akhir pekan, dulu waktu di Jogja bangku di titik nol kilometer di ujung Malioboro adalah tempat favorit kami sekeluarga. Dan momen itu masih diingat dengan baik oleh si sulung.



Kenangan masa kecil bersama orang tua memang jadi kenangan yang sulit dilupakan, begitupun dengan sayah. Teringat saat dibelikan sepeda pertama kali. Atau saat diajak jalan-jalan ke kota dengan membonceng sepeda onthel yang tak bosan-bosanya sepanjang jalan Bapak megingatkan untuk terus mengangkat kaki menjauhi jeruji. Dan tak lupa pula mengingatkan agar tak mengantuk sepanjang perjalanan, sebab mengantuk merupakan awal bencana tatkala kaki masuk ke jeruji sepeda. Menikmati pemandangan sepanjang perjalanan dan hembusan angin yang meniup mata, sungguh perjuangan yang sangat sulit untuk menahan kantuk. Biasanya pulangnya tak lupa mampir untuk makan bakso di tempat langganan. Meski sederhana tapi takan terlupakan ....

Kalo sudah pikiran melayang ke masa kecil jadi inget si kembar. Kalo di tilpun yang di tanyakan cuma satu

" Ayah ..pulangnya lagi kapan?" Mak jleb rasanya

Pertemuan yang terbatas dengan si kembar dan baru dua kali bertemu sejak mereka dilahirkan.  Satu hal yang mungkin akan kusesali sepanjang hidup, melewatkan masa kecil bersama mereka.




Mencari nafkah demi keluarga namun tak bisa menikmati arti keluarga itu sendiri, sebuah dilema. Dan mungkin sayah tidak seorang diri...