Dulu saya kira mudik hanya tradisi di Indonesia saja, ternyata setelah di Korea tradisi mudik pun ada. Hari Raya Cheusok namanya, mirip di Indonesia biasanya sebelum hari H, mereka ziarah dan bersih-bersih makam di kuburan. Lalu satu hari sebelum hari H mereka ramai-ramai mudik, persis di Indonesia macet di mana-mana.
Saya pernah ngalamin terjebak macet ini, waktu berkunjung ke tempat temen di Dangjin. Waktu di jalan tol sih lancar jaya meski jalanan macet tapi lajur khusus bus yang biasanya ditandai dengan garis biru tetep kosong. Mungkin ini bisa di contoh di Indonesia, pengelola tol wajib menyediakan jalur bus jadi nantnya yang naik bus tidak ikut terjebak macet.
Di Indonesia malah saya belum pernah merasakan indahnya mudik. Dimana mau mudik rumah mertua saja cuma berjarak 2 km. Dan punya rumah bikinnya persis di sebelah rumah orang tua. Pas masih tinggal di Jogja pun, jauh-jauh hari Istri dan anak2 sudah dipulangkan duluan. Mungkin ini yang dinamakan Manajemen Mudik apa yah..he.he.. Jadi mudik nyaman itu direncanakan jauh-jauh hari, dengan mencari jodoh orang dekat saja dan bikin rumah pun di sebelah orang tua..ha..ha..
Lalu kapan sebenarnya tradisi mudik ini dimulai? dan kenapa cuma di Indonesia saja yang ada? Saya kira ini seperti nasihat orang dulu yang di kemas dengan simbol-simbol khas orang Jawa. Nasihat yang tidak menggurui. Kita tahu setelah melaksanakan puasa satu bulan penuh maka tibalah Idul Fitri, kembali suci atau kembali seperti bayi yang tidak punya dosa. Mudik berasal dari kata Udik, yang merupakan asal kita, diman anilai-nilai kebaikan masih terpelihara dengan baik. Jadi kembalilah ke asalmu yang baik itu. Maka di sarankanlah memakai baju yang baru di hari itu, baju yang jelek-jelek jangan dipakai. jadi pertanyaanya sudahkah kita mudik yang benar-baner sejatinya mudik?
Selamat mudik dan Selamat Aidil Fitri bagi yang merayakan.....
Selamat lebaran Pak Emil, mohon maaf lahir dan batin...
BalasHapus