Di depan rumah ada sebuah pohon Jambu, yang tumbuh di halaman dari sisa tanah kira2 1,5 meter dari rumah ke jalan yang tidak berpagar. Belum terlalu besar tetapi berbuah rutin setiap musim buah tiba. Ibu sayah pernah mengatakan kalau hasil dari panenan satu buah pohon Jambu itu ternyata bisa untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Pesan moral yang pertama, kalau mau taat pajak tanamlah minimal satu pohon jambu saja.
Semua nampak normal saja hingga suatu ketika negara medsos menyerang...eh. Jadi ada beberapa anak yang dengan sukarela membantu memetik & menghabiskan Jambu itu, masalahnya mereka itu tidak meminta ijin terlebih dahulu. Hebatnya meski sudah kepergok dan ditegur mereka tetep aja tak acuh, cuma memandang sebentar kemudian lanjut lagi memetik lagi.
"Turun nggak???" tereak sayah kesel.
Akhirnya mereka pun turun tapi gak kemana2 cuma berdiri di bawah pohon saja sambil masih memandangi sayah...hadeeh. Baiklah, waktu kecil sayah juga pernah begitu, memetik buah tetangga tanpa ijin tapi denger pintu tuan rumah berderit saja sudah lari kaya setan. Tapi ini? hadeeh.... nggak ada takut2nya sama sekali. Tarik napas dalam2...
"Nih, lain kali kalo pengin jambu ngomong dulu sama yang punya, dah sana bubar..."
Misteri dari mana "keberanian" anak2 itu datang terpecahkan sudah ketika seorang bapak sedang menunggu foto kopi di depan rumah sayah. Sambil menunggu dengan seorang anak balitanya. Dia nyebrang jalan sambil menggendong anaknya dan dengan santainya memetik jambu itu. Dan di waktu lain saat seorang ibu yang menggedong anaknya saat mengantri di Puskesmas pembantu yang kebetulan mengontrak di salah satu ruang rumah saya, juga melakukan hal sama. Mendidik anak yang paling efektif itu bukan dengan omongan tapi dengan contoh perilaku. See..kedua orangtua itu dengan sempurna telah mendidik anaknya tanpa dia sadari dan terekam sempurna pula dalam memori si anak.
Di lain hari, rombongan anak2 yang kemarin "membantu itu datang lagi, kali ini mereka datang dengan sopan meminta ijin meminta Jambu. Setelah di ijinkan, menyerbulah mereka berebut menaiki pohon jambu. Setelah berapa lama sayah pun menengok mereka yang tak kunjung turun. Ternyata oh ternyata mereka memborong semua jambu yang tersisa. Tidak satu dua jambu yang mereka petik tapi tiga kantong kresek yang mereka bawa penuh dengan Jambu...duh gusti paringana sabar.
Pesan moral yang kedua adalah jangan pernah nanem pohon Jambu di depan rumah, banyak setannya.
tanpa disadari byk orang tua yang mengajarkan anaknya mencuri...hhmmm
BalasHapusnah itu masalahnya..
HapusHeheheh Setan di bawa bawa di sini ya
BalasHapushiyyyyyyyyyyyyyyy
wah....gak boeh ya pak Asep ..he..he..
HapusHahahaha, sipa, Om... Saya gak akan nanam pohon jambu....
BalasHapus*siap maksudnya
HapusNanem ranjau aja En..
Hapus