Rabu, 31 Juli 2013

Nulis ngapak

Lama nggak nulis dalam bahasa ibu, bahasa yang pertama di kenal sejak kecil yaitu bahasa Banyumasan atau yang lebih di kenal dengan bahasa ngapak. Dulu pertama ngeblog sayah konsisten sekali menulis dengan bahasa ngapak ini. Blog pertama pun sengaja di niatin untuk terus menulis dalam bahasa Jawa Banyumasan. Tapi apa daya ngeblog dengan bahasa lain godaanya lebih dahsyat, jadilah bahasa Endonesyah jadi blog ke dua. Alasanya sepele bertutur dengan bahasa Endonesyah ternyata lebih mudah dibandingan dengan bahasa Jawa. 




Padahal sebenarnya kosakata dalam bahasa Jawa lebih lengkap dibandingkan dengan Bahasa Endonesyah Contohnya saja kata Tendang dalam bahasa Etendang/dupak yang maknanya umum ada juga kata lain yang lebih spesifik artinya, misalnya gajul, sadhuk, jejek, ditungkak. Dan masih banyak lainnya tapi tetep saja lebih enak dengan bahasa Endonesyah, yang mungkin sejak mulai sekolah dulu sudah diajari dengan menulis dengan bahasa ini. 

Dan kemaren sayah mencoba untuk menulis kembali dalam bahasa Jawa ngapak banyumasan (di sinih), yang ternyata setelah saya lihat posting terakhir sayah itu bulan November 2010. Hah?? ternyata udah hampir 3 tahun sodara-sodara. Dan itu membuktika kalo sayah masih konsisten dengan ketidak konsistenan sayah...

Oh ya bicara ngeblog kayaknya ada satu bahasa yang susah di tuangkan dalam blog.......bahasa isyarat.


eh satu lagi, katanya kalo ada orang mengucapkan salam tidak di jawab hukumnya dosa..
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"

Senin, 29 Juli 2013

Puas-a

Banyak temen yang bertanya gimana puasa di Korea? Ada juga yang  gak sekedar nanya tapi menyuruh menulis di blog bagaimana suasana puasa di sini. Bagi sayah sendiri sama saja puasa di sini maupun di rumah. Bedanya karena di sini kebetulan puasanya jatuhnya bersamaan dengan datangnya musim panas jadi agak sedikit lebih lama kurang lebih 16 jam, imsak sekitar jam 4 dan magrib sekitar jam 8 malam. Masih mendingan juga sih daripada yang di kutub utara sana yang siang hari dan malam harinya bergiliran 6 bulan sekali.

Bulan puasa yang katanya bulan  pesta ibadah karena begitu mudahnya meraih pahala. Yang konon tidur saja bisa dikategorikan ibadah, satu hal yang kurang pas menurut sayah sebab dalam al qur'an saja  (ya ayyuhal muzzamil, ya ayyuhal mudatsir, Q.S. Al Muddatstsir, 1-2)  yang sedang tidur saja di suruh bangun untuk beribadah ini malah yang sudah bangun di suruh tidur, satu logika yang menurut saya nggak pas. Tapi beberapa tahun belakangan ini malah sayah tidak ikut latah untuk ikut-ikutan sekedar meraih pahala. Tapi ingin memahami hakekat dan tujuan puasa sebenarnya, kalo cuma menahan makan dan minum saja tampaknya mudah sebab anak saya pun mampu melakukanya. Selama ini yang saya rasakan puasa hanya sekedar menunda makan saja, tetapi nafsu makanya malah semakin nambah. Terbukti pengeluaran untuk belanja di bulan puasa malah meningkat tajam. Apa aja pengin dibeli, sedari siang sudah ingin ini-itu untuk berbuka. Apakah akan selalu begitu? sebab seharusnya justru harus berkurang karena makan sehari cuma dua kali. Jadi puasa di sini bisa diartikan sebagai puas-puasin rasa saja..



Puasa yang berasal dari kata Shaum yang berarti menahan (diri), satu akar dengan kata Soim yang berarti diam -kalo dalam bahasa jawa lerem, yang bearti harus bisa ngleremake nafsu-nafsu yang ada dalam diri. Jadi bukan hanya menahan makan dan minum plus berhubungan suami-istri saja -yang biasa disebut nafsu paling dasar atau hewani,  tapi harus juga mengendalikan nafsu yang empat. Tapi kenapa yang banyak di tekankan hanya menahan makan dan minum? Ya karena itu yang paling kasat mata dan juga dalam kondisi lapar biasanya kita menjadi sensitif sehingga diharapkan dalam kondisi kenyangpun bisa mengendalikan nafsunya. Sehingga nantinya bisa menemukan "diri sejatinya" yaitu diri yang terbebas dari nafsu-nafsu yang menhijab diri ini untuk bertemu dengan Tuhan.

Salah satu tujuan Agama di turunkan adalah sebagai media pembelajaran bagi kita untuk bisa memahami hubungan dengan diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain. Dan puasa adalah salah satu  sarana untuk itu, yaitu untuk memahami diri sendiri dengan pengendalian nafsunya sebab musuh yang di hadapi sebenarnya adalah diri kita sendiri. Selain itu juga sebagai media untuk memahami orang lain, dengan puasa kita diingatkan bahwa disekitar kita masih ada orang yang kelaparan.

Satu hal yang  kadang tanpa sadar adalah orang yang berpuasa tanpa tahu malu untuk minta dihormati walaupun dalam hati saja, ketika ada orang makan didepanya. sedangkan meraka sendiri tidak menghormati orang yang tidak puasa. Bayangkan sejak subuh hingga subuh lagi terdengar hingar-bingar dari speaker mesjid, terbangun di tengah malam sebab dikagetkan dengan suara yang keras dari speaker mesjid.  Dari sini saja puasa sudah gagal sebagai media pembelajaran dalam memahami  hubungan dengan orang lain.  Ujian mereka mungkin lebih berat tapi walapun begitu mereka mencoba memahami keadaan yang terjadi di sekitar mereka, mencoba mengendalikan diri dan bahkan berusaha menghormati mereka yang berpuasa....

Owkeylah..... di bulan puasa ini sayah hanya rindu suasana makan bersama di rumah, sebab hanya di bulan inilah kebiasan makan bersama hampir dipastikan berlangsung setiap hari. 

Minggu, 28 Juli 2013

Seoul Dongmyo Shrine (서울동묘)

Niat jalan ke Dongmyo sebenernya bukan ke Kuil Dongmyo, tapi info dari beberapa temen kalo di Dongmyo itu ada pasar barang-barang bekas. Hampir semua barang rumah tangga dari perabot sampai pakaian bekas ada, yang gak di jual cuma istri bekas kayanya....he.
Waktu itu sayah jalan ke Dongmyo sendirian saja dengan subway line 1 ternyata Dongmyo hanya satu station arah ke timur dari Pasar Dongdaemun yang terkenal itu. Waktu itu sayah hanya feeling saja keluar lewat gate 4 yang ternyata tebakan sayah benar adanya. Asal tau saja kalo salah pintu keluar bisa memutar jauh sekali, kalo sayah lebih memilih masuk lagi ke dalam tanah lalu mencari lagi pintu keluar yang tepat. Meski harus susah payah meniti tangga sedalam 40 m di dalam tanah, yang kalo beruntung sebagian sudah memakai escalator.

Pasar Dongmyo
Ketika jalan-jalan keliling pasar itulah secara tak sengaja sayah melihat komplek Kuil Dongmyo ini. Waktu masuk sayah sempat ragu-ragu sebab di pintu masuknya tidak ada sama sekali penjaganya. Jadi orang bebas saja keluar masuk komplek itu, tapi memang CCTV terlihat di mana-mana.


Kuil Dongmyo ini dibangun sekitar tahun 1599, sebagai penghargaan untuk salah salah satu Komandan Militer China yang bernama Guan Yu. Dinasti Ming yang waktu itu berkuasa merasa perlu melindungi Kerajaan Jeoseon Korea sebagai sekutunya dari serbuan bangsa Jepang yang dipimpin Jenderal Hideyoshi. Konon pada mas aitu sebenarnya ada tiga kuil yang dibangun satu di utara, satu di barat dan satunya lagi di timur kota yaitu Dongmyo ini. Dan kuli Dongmyo ini  satu-satunya yang masih tersisa. selanjutnya biarlah gambar yang berbicara....

Bangunan Utama

Gerbang Dalam

seperti bangunan Penjara

Mendokumentasi lukisan dinding dengan menyalin lukisan
Oh ya, apabila anda ke Seoul jangan lupa untuk mengunjungi Distrik Dongdaemun-gu, sebab dengan jalan kaki saja kita bisa menemukan berbagai peninggalan kuno kerajaan Jeoseon termasuk Kuil Donmyo ini selain Dongdaemun tentu saja. Gratis deh, sayah tunggu di perempatan Seoul yah...



Kamis, 25 Juli 2013

Pedalaman


Dari beberapa model kancut baru kali ini sayah menemukan model yang aneh. Satu model kancut dengan tambahan resleting? Kalo memang di kasih saku tapi untuk apa coba?  Naruh tangan? Satu-satunya yang masuk akal mungkin ini kancut superman yang biasa di pake di luar ituh, jadi perlu tambahan saku kan?

Satu lagi, sayah suka heran dengan orang-orang yang membeli perkancutan ituh. Kok ya mau beli padahal ya gak ada isinya ituh. Coba banyangkan saja membeli sesuatu tapi cuma dapet bungkusnya saja tanpa ada isinya sama sekali......ckckckckck.

Juli

Entah mengapa dari 12 bulan yang ada, bulan Juli seperti ada kesan tersendiri. Padahal  nggak ada yang terlalu istimewa di bulan ini menurut sayah. Mungkin juga sebab setiap pertama masuk sekolah mulai dari SD sampai SMA diawali di bulan ini. Tapi  nggak juga sebab ternyata semua ora juga masuk sekolah di bulan Juli.


Tapi semua berubah sejak negara api menyerang  mulai tahun 2000-an. Sayah menikah di tahun itu, kemudian sayah juga kehilangan Bapak mertua sayah yang hanya berselang 20 hari dari hari pernikahan. Dua hal yang bertolak belakang dalam rasa di bulan yang sama.

Dan yang terakhir, oh ya sayah lupa, sayah juga dilahirkan di bulan Juli ini. Untuk itu mungkin saya di beri nama Emil oleh orang tua sayah. Gak ada hubungannya kan? memang......

Minggu, 21 Juli 2013

Tidur

Rasa-rasanya bulan puasa ini perlu beli kalkulator, sebab sayah lihat di semua tausyiah bulan ramadhan diisi dengan hitungan pahala lengkap dengan perkaliannya. Semua menjadi rajin beribadah di bulan ramadhan ini sebab pahala yang berkali-kali lipat, Pesta Ibadah menurut Kyai di kampung sayah. Nggak ada yang salah memang dengan mengharap pahala, cuma kok terkesan kontradiktif dengan yang namanya keikhlasan. Berbuatlah atau beribadahlah,  soal balasan biar itu menjadi urusan Allah, toh Allah sudah menetapkannya. Berbuat dengan keikhlasan tentu akan menggugah kesadaran untuk melakukanya (lagi) tanpa mengharap imbalan. Dan lagi kita bukan anak kecil lagi yang untuk mandi saja demi kebersihan diri harus dijanjikan sebuah permen misalnya.

Ibadah, atau 'abdihi atau hamba/menghamba, pelayan, kita adalah pelayan. Dalam melayani tentu saja ada perbuatan di situ. Dan tentu saja pelayan yang baik tidak melayani dengan tidur.....





Kamis, 18 Juli 2013

Bahasa Indonesia?



Cukup kaget juga waktu pertama kali ngaktifin nomer baru via ponsel sebab ucapan dari operator menggunakan Bahasa Indonesia. Perasaan tiga tahun lalu waktu ngaktifin nomer HP tapi beda operator masih menggunakan Hanggeul (huruf Korea) dan sekarang semua layanan dari operator yang sekarang bisa diakses dengan menu pilhan Bahasa Indonesia. Ini hebat, sebab sebagai minoritas di sinih tapi tetep diperhatikan dalam hal kepuasan pelanggan.



Tak cuma itu, untuk urusan duit pun di sini nggak usah takut untuk mengambil uang di ATM sebab gak bisa bahasa Korea. Hampir semua ATM bank di sini sudah ada menu bahasa Indonesia-nyah. Jadi nggak usah khawatir salah jika anda sekalian pas ke Korea yang menderita penyakit melek duit tapi buta huruf Korea, silahkan pilih saja menu bahasa Indonesia. Mungkin sebab itu juga sayah sampai detik ini tidak mahir berbahasa Korea, mungkin sebab  terlalu dimanjakan dengan bahasa sendiri di negeri orang.

Terakhir, mungkin saja suatu saat nanti tersedia juga Agassi -sebutan untuk nona Korea- dengan menu pilhan bahasa Endonesya .....halaah

Jumat, 05 Juli 2013

Prasasti di Trotoar


Waktu kemaren jalan ke Dongdaemun Seoul, sayah menemukan sesuatu yang tidak biasa di trotoar, sebuah prasasti. Tidak biasa sebab di tempel begitu saja di sela-sela conblock trotoar dan tentu saja di injak-injak orang tiap hari. Isinya berbagai ucapan penghargaan dari banyak organisasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Salah satunya yang terbaca -tentu saja yang bahasa Enggeris- "Brother Chun Tae-il for his struggle for fundamental human and trade union rights"
Sayah nggak tahu atau lebih tepatnya nggak mau tahu apa jenis perjuangan Mr. Chun ini, jenis yang berdarah-darah atau yang lainnya. Yang jelas di seberang jalan sana juga terdapat sebuah patung besar dengan tangan mengepal, mungkin patung Mr. Chun ini dan sekali lagi sayah nggak mau tahu.

Yang sayah tahu cuma model prasasti ini belum ada di Endonesyah atau juga takkan pernah ada. Sebab dipasang siang, sudah pasti malamnya ngilang. Logam jenis kuningan ini memang mahal....

Ah sudahlah.