Selasa, 26 Desember 2017

Bahasa Jawa

UAS kemaren merupakan pengalaman test pertama anak sayah si kembar. Jadi ini adalah tahun pertama si kembar masuk SD. Menariknya meski  pengalaman pertama tapi sikap mereka biasa saja. Kalo disuruh belajar alesannya ada aja .

"Udah tahu semua Yaah.." atau

"Udah hapal lah.." Begitu, mangkeli kan

Lebih gembeleng lagi kalo pas pulang sekolah, saat ditanya "Gimana testnya?"

"Keciiiil..." atau "Gampang banget.."  nggemesi pisan mbok..?

Tapi kemudian mereka berdua kena batunya, adalah Bahasa Jawa yang membuat mereka kesandung.

"Huh!..susah...!" dengan ekspresi lemes

Iya, Pelajaran Bahasa Jawa memang momok bagi mereka. Dan sepertinya tidak hanya si kembar saja, dulu sayah juga begitu. Meski sama-sama Jawa tapi bahasa yang diajarkan adalah bahasa Jawa Wetanan, basa Bandhek kalo kami nyebutnya. Dibandingkan dengan bahasa ibu kami yaitu Bahasa Banyumasan itu berbeda sekali. Banyak kosakata yang tidak ditemui di bahasa sehari-hari kami, kepriwe jal?

Mungkin sebaiknya Pelajaran bahasa daerah yang diajarkan  menyesuaikan bahasa setempat, selain tidak membingungkan juga bisa melestarikan bahasane dhewek.
Pokoke nek ora ngapak ora kepenak...!

Senin, 25 Desember 2017

Belajar dari Maling

Sabtu kemaren saat belanja rutin akhir pekan, sayah dapat pengalaman yang tidak mengenakan. Daging bebek yang sudah sayah beli hilang! Sungguh pengalaman pertama kehilangan barang di Korea. Jadi ceritanya sayah bari beli daging bebek di tempat langganan kemudian mampir ke Toko Asia Mart untuk lanjut belanja bumbu dapur Indonesia. Seperti biasanya sayah menaruh barang yang dibeli di luar toko tersebut di bagian depan toko, karena tidak ada temat khusus penitipan barang jadi ditaruh begitu saja di lantai. Selama ini aman-aman saja , entah mengapa Sabtu sore itu dapet apes.
Sebelumnya pas di Rumah sayah juga kehilangan 2 ekor burung minus kandangnya, jadi yang diambil cuma isinya saja. Kedua kandang itu sayah taruh persis di depan jendela kamar, tepat di atas sayah tidur. Kebetulan malam itu hujan dan alarm sensor gerak lupa dinyalakan, saat yang sempurna untuk dimaling.
Tapi setidaknya dari dua peristiwa kehilangan tadi ada sisi positif yang bisa kita ambil, pertama tentu saja belajar keikhlasan, lho lha iya ta? sebab kalo gak ikhlas malah kita rugi dua kali. Sudah kehilangan barang juga tidak mendapat pahala lagi 😄.
Yang kedua kita belajar kesabaran dari maling, maling itu sabarnya minta ampun, kalo saatnya belum tepat dia tetep sabar menunggu untuk tidak terburu-buru mengeksekusi target. Mengintai dan mempelajari saat yang tepat untuk bertindak.
Yang ketiga tekun dan disiplin, bayangkan saja di saat semua orang terlelap tidur dia ini malah sudah bangun dan siap bekerja. Qiyaumul lail dengan disiplin, dan kita mungkin kalah dalam hal bangun tengah malam ini. Dan oleh sebab itu mungkin do’a maling ini lebih diijabah, sebelum berangkat berdoa untuk tidak tertangkap dan hasilnya mungkin 10 banding satu tertangkapnya, jadi lebih banyak berhasilnya.
Tapi yang jelas dari semua tulisan di atas itu intinya adalah sayah gagal masak rendang daging bebek, itu sudah.