Minggu, 12 April 2015

Tigabelas untuk Anak Lanang

Jogja tahun 2007. Suatu ketika, datang dengan tergopoh-gopoh anak sulung sayah yang masih TK sepulang bermain. Spertinya ada yang di carinya, tapi bukan ayah-ibunya. Dari kejauhan sayah hanya memperhatikanya saja.

"Yah, Sepeda Fadli mana? pokoknya hari ini Fadli harus bisa naik sepeda!" katanya,  tiba-tiba saja mencari sepeda yang sudah lama dicampakannya.

Rupanya selidik punya selidik temen akrabnya sudah bisa naik sepeda duluan. Jadi demi gengsi pergaulan, anak lanang sayah  ini  sangat termotivasi sekali untuk bisa naik sepeda, hari ini!
Sebenarnya beberapa bulan sebelumnya  sudah sayah ajari dia naik sepeda, tapi baru satu-dua kali jatuh saja membuatnya kapok untuk mencoba lagi. Cengeng dan nggak tahan banting kesannya waktu itu. Dan sayah pun nggak memaksanya kembali. 

Singkatnya, hari itu dengan bantuan kaki anak lanang yang panjangnya sudah melebihi sepeda kecil itu sukses juga menaiki sepeda dengan satu kali saja mencoba. Dan cuma satu saja kekurangannya, tidak bisa belok!



Satu hari kemudian di samping rumah kontrakan kami, sayah lihat anak lanangku itu sedang mengumpulkan pecahan batu bata dan kerukan tanah. Belum sempat sayah tanya, sudah memberi jawaban dia :

"Bikin Jumping-an Yah, bagus nggak?"

Ho-ho...rupanya sedang bikin jumper untuk ber-jumping ria. Anak sekarang memang cepat sekali belajar, baru satu hari bisa naik sepeda sudah naik level, meski untuk berbelok saja masih kesulitan..he..he..

Dan kini, hari ini tepat 13 tahun sudah usianya. tingginya sudah melampaui ibunya dan sebentar lagi mungkin (atau sudah) melampaui sayah ayahnya. Tahun kemarin baru saja masuk kelas 1 SMP (kelas 7 kalo sekarang)  dan baru dua bulan masuk SMP, namanya sudah masuk bursa pemilihan Ketua OSIS! berkampanye masuk kelas per kelas dari kelas 7 sampai kakak kelasnya di kelas 10. Sayah umur segitu maju di depan kelas masih gemetar. Dan di pemilihan dapat suara terbanyak kedua itu artinya Wakil Ketua OSIS! Sayah tadinya deg-degan kalo sampai jadi ketua OSIS beneran, lha sama sekali belum pengalaman gitu je ...

Baiklah, Selamat Ulang Tahun Nak...

Berhati-hatilah akan Pikiranmu sebab akan menjadi Perkataan.
Berhati-hatilah pada Pekataanmu sebab akan menjadi Tindakan.
Berhati-hatilah pada Tindakanmu sebab akan menjadi Kebiasaan.
Jagalah Kebiasaanmu sebab akan membentuk Karaktermu.
Jaga Karaktermu,sebab akan membentuk Nasibmu, 
Dan Nasibmu adalah Hidupmu ....
(dikutip entah darimana lupa... )

Selasa, 17 Februari 2015

Seollal (설날)

Ada dua hari raya besar di Korea salah satuya adalah Seollal (설날) yang biasanya jatuh pada bulan February, dan salah duanya adalah Chusok yang biasanya tiba pada bulan September. Lalu apa artinya dua hari raya besar itu bagi Buruh Migra(i)n seperti sayah. Owh, tentu saja ada dan itu penting artinya buat sayah, salah satunya hari libur yang lumayan minimal 3 hari, itu berarti bisa istirahat badannya dan atau bisa juga malah berolahraga matanya: itu artinya jalan-jalan!. Salah duanya adalah angpaw, apalah artinya libur panjang bila tak ada uang? si Boss pengertian tenan dalam hal ini.


Baiklah, karena ini bukan bulan September maka angpaw kali ini adalah dalam rangka Seollal (설날). Sebenarnya Seollal (설날) ini adalah sama persis dengan hari raya Imlek atau dengan kata lain Imlek versi Korea. Seperti biasanya hari raya di sini pun diisi dengan macetnya lalu lintas persis di Endonesyah sana kalo lagi Lebaran. Dan tradisi mudiknya juga persis seperti di  Endonesyah, makanya gak heran kalo sayah tetep curiga Korea itu bagian dari Majapahit ...


Macet saat Mudik di Korea

Biasanya pagi hari tahun baru, seluruh anggota keluarga, orang tua, pemuda-pemudi, pria dan wanita setelah mandi di pagi hari, mengenakan baju baru untuk menyambut tahun baru, Endonesyah banget kan?. Tradisi ini dinamakan seolbim. Setelah itu mereka akan melakukan jeongjo charye, memberi salam kepada leluhur. Kemudian, mereka mengunjungi dan memberi salam tahun baru (sebae) kepada kakek-nenek, orang tua, saudara yang lebih tua dan tetangga dan yang gak bakalan dikunjungi di sini adalah rumah pak RT, sebab memang gak ada RT di sini . Orang tua menerima kunjungan dan salam dari anak-cucu serta saudara-saudara yang lebih muda. Sementara itu, setelah memberi salam tahun baru kepada orang tua dan kakek-nenek, para pemuda baru boleh bertemu dan berkumpul.

Sudah menjadi tradisi pada tahun baru, para tamu dihibur dan disajikan makanan. Untuk orang dewasa biasa disajikan minuman keras, dan anak-anak diberi orang tuanya angpaw (sebaetdon), kue dan buah-buahan. Orang yang sedang dalam masa berkabung selama satu atau dua tahun tidak melakukan kunjungan pada saat tahun baru, melainkan hanya menerima kunjungan saja.

Baiklah, akhirul qoli bagi yang merayakan : saehae bok manhi badeuseyo" (새해 복 많이 받으세요) : semoga mendapat banyak keberuntungan tahun baru




Senin, 09 Februari 2015

Double Kembar



Dalam keluarga kami yang satu Eyang kebetulan ada 2 pasangan kembar. Satu dari keluaga sayah: kembar laki-laki, dan satunya lagi dari anak Bu Dhe sayah: kembar perempuan. 

Punya anak kembar merupakan anugrah yang nggak setiap orang memiliki, dan saya bersyukur menjadi salah satunya. Meski tidak ikut secara langsung mengurusi anak kembar kami itu, tapi sayah tahu betapa repotnya mengurus anak kembar. Satu balita saja kadang satu rumah berikut Simbahnya kerepotan, apalagi ini dua. Makanya dulu sayah sarankan istri saya untuk cepat-cepat menyapih anak kembar sayah, sebab  repot dan gak bisa gantian terutama kalo menjelang tidur. Salah satunya gak ada yang mau mengalah. Itu baru urusan tidur saja belum yang lainya....

Dan sampai hari ini sayah masih mengagumi kehebatan istri sayah dalam hal ini. Mengurusi si kembar sendirian tanpa bantuan asisten. Salut untuk ibu .....


Jumat, 06 Februari 2015

Jawa Bus



Setelah Celeng dan Wedus kemaren ditemukan dalam kosakata Korea yang menguatkan  kembali indikasi abal-abal sayah bahwa Korea adalah  bagian dari Majapahit jaman dulu itu, sekarang nemu lagi Karag. Satu sebutan untuk jenis krupuk di Jawa. Kalo di kampung sayah di distrik mBanyumas sana, Karag merupakan krupuk yang berbahan baku dari singkong biasanya jamak ditemukan di kampung-kampung sebagai teman minum teh pahit.

Dan mungkin saja pemilik Karag Tour itu punya pabrik Krupuk Karag juga ...hi..hi...




Bus yang kedua  ini mungkin saja dimiliki oleh orang yang sangat sayang sama ibunya, saking sayangnya sehingga seringnya menanyakan kabar ibunya : "Sae Bu?" begitu dalam bahasa Jawa. Dan mengabadikan dalam bentuk armada bus ..ha..ha...

Makin yakin kan? kalo Korea bagian dari Majapahit......

Rabu, 04 Februari 2015

Bus Mania

Banyak hobi baru yang dulunya jarang sekali digemari sekarang malah banyak yang menyukai, salah satunya Bus Mania. Anak sayah yang paling gedhe termasuk salah satu busmania. Memang bus-bus jaman sekarang mulai dari karoseri, livery sampai dop wheelnya bagus-bagus banget. Mungkin itu yang menjadi menarik bagi mereka para Busmania. Anak sayah yang paling gedhe termasuk salah satu busmania itu. Tak heran bila beranda pesbuk sayah penuh dengan gambar bus.

Fadli, anak lanaangku


Sayah jadi teringat waktu masih ngekost di Solo dulu. Kebetulan kost-an sayah ini berada persis di dekat jalan raya Solo-Kartasura, jalan utama menuju Jogja maupun Semarang. Bisa dibayangkan betapa hiruk pikuknya jalan ini di jam-jam sibuk pagi dan sore. 
Bus-bus pun tak kalah banyaknya, diantaranya jurusan Solo-Jogja, Solo-Semarang, Surabaya-Jogjakarta dan Bus yang menuju Jakarta. Jaman dulu belum ada gadget seperti sekarang yang bisa diandalkan untuk mendapatkan hiburan sambil tiduran. Nah, untuk mengisi waktu sore yang luang biasanya kami duduk-duduk di depan kost sambil main tebak-tebakan nama PO Bus yang akan lewat. Siapa yang paling cepet menebak kepala bus di kejauhan dialah yang menang. hiburan yang simple tapi cukup "gayeng" kala itu dan yang kalah cukup membelikan segelas es teh di warung Pak Gendut seberang jalan. 

Warna warni Bus
Dan sekarang beranda pesbuk sayah gak cuma penuh dengan gambar Bus tapi juga gambar kereta setelah sayah mengkonfirmasi pertemanan dengan Agree. Iyah Agree anak kang Zach yang sekarang rupanya telah menjadi seorang Railfans, dan mungkin efeknya di hari libur kerja bapaknya ikutan sibuk nganter hunting Kereta....ha..ha...



Rabu, 21 Januari 2015

Turbulensi itu...

Beberapa kali naik pesawat yang di rasakan cuma satu: ngeri-ngeri sedap. Meski prosentase kecelakaannya terbilang kecil dibandingkan dengan angkutan darat, tapi sekali kecelakaan prosentase kematianya jauh lebih besar satu kecelakaan angkutan darat. Tapi gimana lagi tranportasi yang cepet adanya cuma pesawat, dan apesnya lagi sayah harus dua kali terbang kalo pulang. 

Biasanya kalo pulang sayah pilih rute Incheon - Denpasar, kemudian sambung lagi dengan penerbangan Denpasar - Yogyakarta: Kota terdekat dari kota tempat tinggal: Cilacap. Kalo saja Susi Air terbangnya dari Jakarta - Cilacap lewat Cengkareng nggak lewat Halim mungkin pilih turun Jakarta kalo pulang daripada Denpasar, lebih hemat waktu!


Malam yang sama dengan Tragedi MAS MH17

Yang bikin ngeri-ngeri sedap adalah penerbangan 8 jam non stop Incheon - Denpasar. Yang tentu saja gak boleh ada istilah mesin mati meski sebentar saja, apalagi kalo sampai mogok. Susah ndorongnya !

Bukan lamanya terbang yang bikin ngeri sebenarnya, kecuali bosan saja yang biasanya diisi dengan menonton film banyak-banyak sebab di isi dengan tidur paling lama 1 jam saja habis itu gak bisa lagi, payah emang. Saat take off dan landing biasanya yang bikin ngeri, terutama pesawat yang berbadan kecil seperti  Denpasar - Jogja guncanganya lebih terasa dibanding yang berbadan lebar seperti A330-200, entah mengapa yang berbadan lebar kok lebih halus baik saat take off maupun landing.



Air Asia at Incheon
Satu lagi yang bikin ngeri saat naik pesawat, apalagi kalo bukan turbulensi. Sayah pernah mengalami dengen Garuda saat sudah mendekati Denpasar. Waktu itu pesawat sudah turun dari ketinggian karena kru kabin telah mengumumkan persiapan pendaratan sebentar lagi. Puncak gunung pun sudah terlihat (Agung/Batur?) dan waktu itu keadaan awan pekat dan hujan deras terlihat dari jendela di samping sayah.
Dan pesawat pun mulai bergoyang, agak keras sayah kira. Terlihat wajah penumpang mulai panik dan tiba-tiba hentakan yang sangat keras, pesawat seperti jatuh ke bawah, penumpang terutama perempuan banyak yang menjerit dan tutup boks bagasi kabin beberapa ada yang terbuka. Sayah hanya terdiam saja sambil terus memandang ke luar jendela memandangi butiran air yang mengalir di sapa pesawat,memandangi gumpalan awan yang sepertinya bergambar anak-anak dan istri sayah ......


Senin, 12 Januari 2015

Celeng



Setelah kemarin wedus kemudian kini Celeng, kali ini sodara sayah yang menemukan ini. Sebuah mobil putih bertuliskan Celeng ini dengan tulisan ( 주) di baca "Ju" sama dengan Co. dalam Inggris atau PT. dalam bahasa Indonesia.

Semakin yakin saja kalo Korea ini dulunya bagian dari Majapahit ..ha..ha...

Minggu, 11 Januari 2015

Wedus


Setelah sekian lama gagal memotret tulisan ini dengan jelas, akhirnya berhasil juga meski gak begitu maksimal hasilnya sebab di ambil dari dalam bus yang melaju kencang. Pabrik ini memang terletak di jalan antar kota yang kebetulan tidak ada halte yang dekat di lokasi ini. Jadi setiap lewat sini pasti sopirnya ngebut jadi dari beberapa kesempatan, meski sudah di persiapkan sebelumnya dengan kamera hape tetep saja gagal total......wedus pancen!

Sayah curiga jangan-jangan dulu daerah ini pernah menjadi bagian dari Majapahitnya era Gajah Mada, soalnya banyak kata yang mirip Jawa. Termasuk dua nama marga di sini, Marga Pak -ini kalo versi Inggris di tulis Park, padahal dalam huruf Hanggeul tidak ada huruf "R"nya- dan juga marga Kang. Juga akhiran "Yo" untuk memperhalus bahasa, mirip Jawa kan. Coba aja bahasa di tambahi Yo di belakangnya jadi lebih halus kan? ...wedus yooo ..he..he..