Sabtu, 06 Agustus 2016

Medical Test


Hari ini semua karyawan pabrik panci tempat saya bekerja melakukan medical test rutin. Tiap tahun memang menjadi hal yang rutin. Biasanya menjelang akhir tahun, tapi kali ini tumben di bulan Agustus.

Masalah terjadi ketika pendaftaran, nama sayah kebalik. KTP korea sayah memang salah tulis nama oleh orang kantor waktu di Kantor Imigrasi tempo hari. Nama depan dan nama belakang kebalik. Setelah soal nama beres, giliran medical testnya yang ditolak katanya baru datang 8 bulan lalu dan sudah di medical test oleh Depnaker Korea waktu pertama datang.

Baiklah, padahal seminggu setelah datang di sini juga udah medical test 8 bulan yang lalu. Meski ngeyel nolak masa 2 minggu medical test 2 kali. Takut kenapa-napa kena paparan radiasi rongent terlalu sering.

Tapi kayaknya ini karma waktu di Indonesia kemaren. Jadi waktu ngajuin berkas2 untuk visa kerja medical test sayah dinyatakan kadaluarsa sebab udah melebihi 3 bulan.

Tapi sayah tetep ikut ngantri verifikasi data ke petugas. Dan lolos! padahal selain medical test masih ada dua lainnya yang tidak sayah lengkapi, Legalisasi Ijazah terakhir -yang tak lampirin cuma kopian- sama akte kelahiran gak kebawa. Di dalem malah cuma ngobrolin si kembar, tahu punya anak kembar jadi kepo, berkas gak diliat langsung ditandatangani, lengkap.
Pesan moralnya, punyalah anak kembar kalo ingin urusan lancar. Tadinya mah udah kepikiran bakal bolak balik Cilacap-Jakarta buat nglengkapin berkas.

Oh ya, tadi itu gak jadi medical malah diajak imunisasi hepatitis gratis. Yang diajak cuman sayah.....mayan.

Pak Sungadi

Waktu SMA sayah punya seorang guru biologi yang antik. Pertama, kalo sedang mengajar belio ini nggak pernah beranjak dari tempat duduknya. Kedua, belio ini lucune puool, bikin gak ngantuk kalo ngajar. Ketiga, belio ini seorang perokok berat sambil ngajar pun belio ini klepas-klepus non-stop merokok dengan pipa rokok yang khas. Mungkin kalo jaman sekarang ada guru ngajar sambil ngrokok gitu udah rame masuk medsos dihujat sanah sinih.
Kalau ulangan gak pernah tertulis, selalu lisan tanya jawab langsung satu persatu menghadap meja guru. Asiknya pertanyaan ulangannya ada dilembar terakhir pada Bab bahasan minggu itu, jadi kalo gak kebangeten malesnya pasti bisa. Satu anak satu pertanyaan, memilih pertanyaannya seperti diundi dengan melempar lipatan kertas kecil lalu dilempar diatas buku pelajaran.
"Jadi pertanyaannya apa pak?"
"Lha itu jatuhya dimana?"
"Di atas meja pak"
"Ya sudah kembali sana, beruntung kamu..Udah belajar kan?"
"Udah pak." lalu sret-stet kasih nilai.
Tapi kalo soal disiplin belio ini tegas. Tiap kelompok praktikum yang lupa membawa preparat bahan praktikum sudah pasti hukumannya disehatkan, begitu belio bilang. Maksudnya lari keliling lapangan 5 kali, lemes deh. Yang sayah suka dan masih teringat sampai sekarang adalah pidato belio sebelum mulai praktikum.
"Selamat siang, sebelum memulai praktikum saya ingatkan agar hati-hati menggunakan alat2 laborat. Jangan sampai ada yang pecah atau rusak. Kalo ada yang pecah/rusak nanti wajib mengganti dua kali jumlah yang pecah/rusak. Terakhir, mudah2an ya ada yang pecah/rusak biar alat laboratnya nambah.... " -ya izya-
Dan hari ini sayah mendengar kabar kalo istri tercinta belio ini, ibu Pudjiastuti telah berpulang kehadirat Allah SWT. Semoga khusnul khotimah....lahal fatihah.