Senin, 18 Maret 2013

Tentang Angka Nol


Angka nol yang konon ditemukan oleh sarjana Muslim Al-Khawarizmi, yang  walaupun sebenarnya angka nol juga terdapat dalam peninggalan Mesir kuno meskipun waktu itu hanya dipergunakan sebagai lambang saja. Dan baru pada era Khawarizmi-lah angka nol dipergunakan dalam urutan bilangan. Dan memang angka arab inilah yang kemudian dipergunakan dalam kehidupan modern seperti sekarang ini.  Tidak seperti angka romawi,  memang angka nol hanya dikenal dalam angka arab saja.

Dan menurut sayah hal yang paling menakjubkan dari ditemukannya angka nol adalah  mengapa harus ada angka nol padahal tidak ada nilainya? Memang angka nol menjadi unik karena mewakili sesuatu yang tidak ada  tetapi yang tidak ada itu ada.  Bahasa mumetnya adalah kosong itu isi dan isi itu kosong -mumet kan?.   Ada tetapi tidak ada dan sebaliknya tidak ada tetapi ada. Dan ternyata hal itu sekarang menjadi dasar dari semua sistem berbasis digital, sistem ini biasa disebut bit atau binary digitalyang dilambangkan dengan angka 0 dan 1 saja.
Meniadakan sekaligus mengadakan, dan sepertinya hal itu mirip dengan Lafal "Lailahailalllah'' -tidak ada itu tuhan, hanya Allah yang ada. ya Dia-lah sang wajibul wujud, awal dari segalanya, seperti juga angka nol yang merupakan permulaan dari hierarki bilangan, pada titik awal adalah angka nol, kemudian maujud menjadi angka 1 dan seterusnya. Seperti sebuah penggaris ketika setiap ruas angkanya di potong, ruas pertama untuk nilai besaran angka 1, ruas kedua untuk nilai besaran angka 2, dst. ternyata angka nol tidak memiliki ruas tersendiri walaupun begitu angka nol tetep diperlukan untuk mengawalinya.

Lambang bilangan dalam angka arab berjumlah 10 dimulai dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Seperti halnya manusia -yang merupakan ciptaan-Nya yang paling sempurna, juga berasal dari tidak ada atau o (atau lebih tepatnya 0 + 1, karena harus ada triggernya, dan biasanya kalo dalam penciptaan melibatkan makhluknya maka dalam Al-qur'an Allah menggunakan kata "Kami") ya dari 0 (nol) satu menjadi wujud yang sempurna dengan 0 (nol) berjumlah 9, lambang 0 (nol) dalam diri manusia sempurna adalah lubangnya yang berjumlah sembilan. Dan mungkin saja angka arab diambil dari filosofi ini wujud dari sempurnanya cipataan-Nya yang dijadikan khalifah -wakil-Nya di muka bumi.
Angka o (nol) jika digunakan untuk membagi bilangan berapapun maka hasilnaya menjadi tak terhingga atau lebih tepatnya tak terdefinisikan. Dan ini menginformasikan bahwa kebijakan ilahiyah terhadap alam semesta memiliki akumulasi yang tidak terbatas, ya tak terhingga. Jadi kedudukan angka nol dalam deret bilangan adalah wujud dari eksistensi-Nya dalam alam semeseta ini. Semua angka bila ingin memperbesar nilanya mau tidak mau harus menambahkan angka nol dan angka nol tidak pilih kasih kepada angka tertentu saja untuk menambah nilainya, siapa yang mau silahkan ambil saja. Seperti halnya kita yang ingin menambah nilai kita maka harus menambahkan angka nol dalam diri kita, nol disini mengandung arti mengosongkan nafsu-nafsu kita, semakin banyak nol nya maka semakin tinggi derajat kita dimata Allah.
Jadi angka nol dengan konsep keimanan sangat erat sekali, angka nol yang kelihatan tidak bernilai tetapi sangat dibutuhkan untuk membuat angka yang lain lebih bernilai, sama ghaibnya dengan keberadaan-Nya yang tak terjangkau dengan inderawi manusia. Pengakuan terhadap sesuatu yang dianggap tidak ada akan tetapi memiliki peran yang sangat berarti dan menentukan adalah ciri dari sebuah sikap keimanan.
Maka jadilah angka nol, angka yang tidak membutuhkan angka yang lain tetapi angka yang lain sangat-sangat membutuhkanya.

wis ah mumet...

di back up dari blog lawas di sini

39 komentar:

  1. Balasan
    1. Benar sekali. Angka NOL ini memamg tidak ada nilainya. Kosong. Padahal secara teori NOL itu bilangan yang berisi konten atau isi yakni NOL atau kosong. Angka NOL yang tidak ada artinya ini jika dipasangkan dengan angka lain dibelakangnya maka "nilai" angka itu menjadi sangat besar

      Hapus
    2. nol sama kosong ??

      sama atau beda.?

      [ Gabung yuk ke Direktori Backlink Gratis Berkualitas No.1 Indonesia ]

      Hapus
  2. saat ini aku kepingin menjadi nol dan netral, hihihihi
    tulisane apik kang, tapi aku rodok mumed macane *utek'e kw, hahahaha

    BalasHapus
  3. Wuihhh....saya lama2 pinter klw sering berkunjung di blog ini krn menyuguhkan artikel yg sangat bagus. mksh ilmu nya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jiah...biasa aja mba indah.....itu tilisan juga kalo pas waras aja

      Hapus
    2. jajal Mbak Indah dikon cerita maning posting nang ndhuwur.

      Hapus
    3. "Tilisan" ya, udu tulisan? Tapi men baen lah, arep tilisan, arep silitan wkwkwkwkwk........ sing penting isine mantep koh!

      Bravo kang!

      Hapus
  4. artikel sufi nih, saya suka kalau baca artikel yang membutuhkan kepekaan hati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, apa iya kang? Saya mah taunya nulis aja.

      Hapus
  5. asli durung maca
    mengko ya nek wis bisa leyeh-leyeh

    BalasHapus
  6. wis maca,
    rika pinter temen kohh

    BalasHapus
    Balasan
    1. gambar pacul memang pinter,sebaguna....halah hemmm
      maap lik nyong nembe bisa mampir kie lah.

      Hapus
    2. Kang Zach....tapi angel tiru rika pintere koh
      Kang Reo ...deneng nembe mampir nangapa siy? sibuk apa koh?

      Hapus
    3. sibuk mikiri angka 0 nah koh :D

      Hapus
    4. seneng 0 soale mlongo...

      Hapus
  7. bener.. 0, jika berdiri sendiri, tiada artinya.. tapi kalo bersanding dengan angka 1, diiringi 0 0 lain yang banyak di belakangnya, bisa dipake buat banyak hal hehehe

    BalasHapus
  8. Saya sendiri baru tau ada makna filosofis dari Angka NOL atau Kosong ini. saya juga sering tertukar antara angka nOL dengan kosong. Ini referensi yang unik, dan langka yang pernah saya baca dari sebuah blog

    BalasHapus
    Balasan
    1. awalnya dari nemu dari pemrograman digit yang biasa ditulis dengan 0100101100 dst itu yang sebenarnya nol itu ya ada nilainya bukan kosong melompong



      Hapus
  9. ini dia kata pamungkasnya angka yang tidak membutuhkan angka lainnya, tapi angka lainnya sangat membutuhkannya,
    sama seperti ALLAH ...sebenarnya ALLAH tidak membutuhkan manusia, karena sebenarnya manusialah yang membutuhkan ALLAH,
    hanya kadang-kadang manusia berlaku aneh seolah-olah ALLAH sangat membutuhkan manusia, seolah-olah ALLAH akan tidak berdaya tanpa kehadiran manusia....salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia mas....makanya saya gak setuju ada kalimat yang menyebutkan menyemba Allah ato hanya Allah lah yang patut disembah. Padahal Allah tidak membutuhkan apa2 dari makhluknya...sebab Allah maha segalanya.

      Hapus
  10. genah terbukti saya termasuk nol, wong setelah mbaca tulisan sampeyan kepala saya langsung kliyengan.

    BalasHapus

Silahkeun urun komentar

Bebas aja.....asalken satu, jangan pipis di sini.